Kamis, 16 Juni 2016

The power Of BUKBER ...

Marhaban Ya Ramadhan...
semoga puasa kita diterima Allah SWT. Bulan yang selalu dinanti bagi umat muslim di seluruh dunia, memang memiliki banyak berkah. Selama bulan Ramadhan, umat muslim memang diwajibkan melakukan puasa selam satu bulan. Selain memberikan banyak pahala kepada yang menjalaninya, puasa juga menyehatkan, karena asupan lemak jahat, kolesterol akan berkurang. ketoka bulan puasa Adzan Maghrib adalah lantunan merdu yang paling ditunggu saat bulan ramadhan, karena saat inilah segala lapar dan dahaga kita selama seharian akan terobati.
Nah, bila kita berbicara tentang puasa di bulan Ramadhan, pasti selalu berkaitan erat dengan buka bersama atau bukber. Yap, seperti namanya, buka bersama dilakukan lebih dari satu orang. Buka bersama bisa dilakukan di mana saja, bisa di rumah bersama keluarga, bisa juga di luar bersama dengan kerabat atau teman-teman tercinta. Nah, kegiatan buka bersama ini memiliki manfaat yang positif bagi kita lho. Ingin tahu, simak beberapa ulasan mengenai manfaat dan hikmah di balik buka puasa bersama.
Mempererat Tali Silaturahmi
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,

تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ

“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)
Karena pada  hari-hari biasa kita sering disibukkan dengan semua aktifitas kita, jadi tidak ada waktu untuk yang namanya makan bersama dan kumpul bareng.
Meningkatkan Solidaritas
Secara etimologi Solidaritas memiliki arti “kesetiakawanan atau kekompakan”. Ada sebuah Hadits Rasululllah SAW mengenai solidaritas : “Perumpamaan orang-orang mumin dalam cinta dan kasih sayangnya seperti badan manusia, apabila salah satu anggota badan sakit maka seluruh anggota badan merasakannya”. Jadi dalam mengadakan kegiatan buka bersama, jika sudah dilakukan dengan tugas dan porsinya masing-masing, artinya tidak kurang dan tidak lebih. Maka ini akan meningkatkan kekompakan dalam suatu komunitas atau organisasi, sehingga hasil yang kita dapatkan Insya Allah akan sesuai apa yang kita inginkan.
Anda tahu tidak ketika kami abis mengadakan bukber tersebut tingkat kekompokan kita pun semakin menjadi jadi. Kami sering main bareng lagi, bercanda bahakan yang laki-lakinya pun sering mengadakan spiring bola. Memang sungguh luar biasa manfaat buka bersama... :)
 #GB.Family.darusaalam


Rabu, 15 Juni 2016

The miracles Of sepuluh hari ke DUA ramadhan

Setelah melewati 10 hari pertama ramadhan,tak terasa sekarang kita akan memulai fase kedua bulan ramadhan atau fase 10 hari pertengahan ramadhan dimana keutaman fase kedua ini adalah Allah banyak memberikan maghfirah atau ampunan. Inilah saat yang tepat bagi kita untuk meminta ampun atas dosa-dosa kita dengan memperbanyak dzikir dan meminta ampunan, meminta agar semua dosa-dosa kita di maafkan dan diterima tobat kita.

Seperti yang kita ketahui, Tidak ada bulan-bulan lain yang sebaik bulan ramadhan, maka itu janganlah kita menyiakannya, agar kita tidak menjadi orang yang merugi.

Dan di antara nama Allâh Ta'âla adalah al-Ghafûr (Yang Maha Pengampun), dan di antara sifat-sifat-Nya adalah maghfirah (memberi ampunan). Sesungguhnya para hamba sangat membutuhkan ampunan Allâh Ta'âla dari dosa-dosa mereka, dan mereka rentan terjerumus dalam kubangan dosa.
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:



Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allâh akan melenyapkan kalian,

dan Dia pasti akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa,

lalu mereka akan memohon ampun kepada Allâh,
lalu Dia akan mengampuni mereka. (HR. Muslim, no. 2749)
Dosa telah ditakdirkan pada manusia dan pasti terjadi. Allâh Ta'âla telah mensyariatkan faktor-faktor penyebab dosanya, agar hatinya selalu bergantung kepada Rabbnya, selalu menganggap dirinya sarat dengan kekurangan, senantiasa berintrospeksi diri, jauh dari sifat ‘ujub (mengagumi diri sendiri), ghurûr (terperdaya dengan amalan pribadi) dan kesombongan.

Dosa-dosa banyak diampuni di bulan Ramadhân, karena bulan itu merupakan bulan rahmat, ampunan, pembebasan dari neraka, dan bulan untuk melakukan kebaikan. Bulan Ramadhân juga merupakan bulan kesabaran yang pahalanya adalah surga.

Allâh Ta'âla berfirman:
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala tanpa batas. (Qs az-Zumar/39:10)

Puasa adalah perisai dan penghalang dari dosa dan kemaksiatan serta pelindung dari neraka. Dalam hadits shahîh dijelaskan:

Sesungguhnya Nabi mengucapkan amîn sebanyak tiga kali tatkala Jibril berdoa.

Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasûlullâh! Engkau telah mengucapkan amîn”.

Beliau menjawab: “Jibril telah mendatangiku, kemudian ia berkata:
“Celakalah orang yang menjumpai Ramadhân lalu tidak diampuni”.
Maka aku menjawab: “Amîn”.
Ketika aku menaiki tangga mimbar kedua maka ia berkata:
“Celakalah orang yang disebutkan namamu di hadapannya
lalu tidak mengucapkan salawat kepadamu”.
Maka aku menjawab: “Amîn”.
Ketika aku menaiki anak tangga mimbar ketiga, ia berkata:
“Celakalah orang yang kedua orang tuanya mencapai usia tua berada di sisinya,
lalu mereka tidak memasukkannya ke dalam surga”.
Maka aku jawab: “Amîn”.[1]
Seorang Muslim yang berusaha mendapatkan ampunan dosa, akan berbahagia dengan adanya amalan-amalan shalih agar Allâh Ta'âla menghapuskan dosa dan perbuatan jeleknya, karena kebaikan bisa menghapus kejelekan. Sebab-sebab ampunan yang disyariatkan itu di antaranya:

1. TAUHID
Inilah sebab teragung. Siapa yang tidak bertauhid, maka kehilangan ampunan dan siapa yang memilikinya maka telah memiliki sebab ampunan yang paling agung.

Allâh Ta'âla berfirman:
Sesungguhnya Allâh tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu,
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (Qs an-Nisâ‘/4:48)
Siapa saja yang membawa dosa sepenuh bumi bersama tauhid, maka Allâh Ta'âla akan memberikan ampunan sepenuh bumi kepadanya. Namun, hal ini berhubungan erat dengan kehendak Allâh Ta'âla. Apabila Dia Ta'ala berkehendak, akan mengampuni. Dan bisa saja, Dia Ta'ala berkehendak untuk menyiksanya. Siapa yang merealisasikan kalimatut tauhîd di hatinya, maka kalimatut tauhîd tersebut akan mengusir kecintaan dan pengagungan kepada selain Allâh Ta'âla dari hatinya. Ketika itulah dosa dan kesalahan dihapus secara keseluruhan, walaupun sebanyak buih di lautan.
‘Abdullâh bin ‘Amr radhiyallâhu'anhu meriwayatkan bahwa Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
“Sesungguhnya Allâh akan menyendirikan seorang dari umatku
(untuk dihadapkan) di depan semua makhluk pada hari Kiamat.
Lalu Allâh menghamparkan sembilan puluh sembilan lembaran (catatan amal) miliknya.
Setiap lembaran seperti sejauh mata memandang.
Kemudian Allâh berfirman:
“Apakah kamu mengingkarinya? Apakah malaikat pencatat amalan menzhalimimu”.
Maka ia pun menjawab: “Tidak wahai Rabbku”.
Lalu Allâh berfirman lagi: “Apakah kamu memiliki udzur?”
Ia menjawab: “Tidak ada wahai Rabb”.
Lalu Allâh berfirman: “(Yang benar) ada, sesungguhnya kamu memiliki kebaikan di sisi Kami,
tidak ada kezhaliman atasmu pada hari ini”.
Lalu dikeluarkan satu kartu berisi syahadatain.
Kemudian Allâh berfirman: “Masukanlah dalam timbangan!”
Ia pun berkata: “Wahai Rabbku apa gunanya kartu ini dibandingkan lembaran-lembaran itu?”
Maka Allâh berfirman: “Sungguh kamu tidak akan dizhalimi”.
Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:
“Selanjutnya lembaran-lembaran tersebut diletakkan dalam satu anak timbangan
dan kartu tersebut di anak timbangan yang lain.
Ternyata lembaran-lembaran terangkat tinggi dan kartu tersebut lebih berat.
Maka tidak ada satu pun yang lebih berat dari nama Allâh”.[2]Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam dalam hadits Qudsi menyatakan:

Allâh berfirman:
"Wahai anak keturunan Adam, seandainya kamu membawa dosa sepenuh bumi
kemudian kamu menjumpai-Ku
dalam keadaan tidak mempersekutukan sesuatu dengan-Ku (tidak berbuat syirik)
tentu saja Aku akan membawakan untukmu sepenuh bumi ampunan. (HR Muslim)
Ini adalah keutamaan dan kemurahan dari Allâh Ta'âla dengan pengampunan seluruh dosa yang ada pada lembaran-lembaran tersebut dengan kalimat tauhid. Karena kalimat tauhid adalah kalimat ikhlas yang menyelamatkan pemiliknya dari adzab. Allâh Ta'âla menganugerahinya surga dan menghapus dosa-dosa yang seandainya memenuhi bumi; namun hamba tersebut telah mewujudkan tauhid, maka Allâh Ta'âla menggantikannya dengan ampunan.

2. DOA DENGAN PENGHARAPAN

Allâh Ta'âla memerintahkan berdoa dan berjanji akan mengabulkannya.
Allâh Ta'âla berfirman:
Dan Rabbmu berfirman:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (Qs Ghâfir/ 40:60)

Doa adalah ibadah. Doa akan dikabulkan apabila memenuhi kesempurnaan syarat dan bersih dari penghalang-penghalang. Kadangkala, pengabulan itu tertunda, karena sebagian syarat tidak terpenuhi atau adanya sebagian penghalangnya.

Di antara syarat dan adab terkabulnya doa adalah kekhusyukan hati, mengharapkan ijâbah dari Allâh Ta'âla , sungguh-sungguh dalam meminta, tidak menyatakan insya Allâh (Ya Allâh Ta'âla, kabulkanlah permintaanku bila Engkau menghendakinya-red), tidak tergesa-gesa mengharap pengabulan, memilih waktu-waktu dan keadaan yang mulia, mengulang-ulang doa tiga kali dan memulainya dengan pujian kepada Allâh Ta'âla dan shalawat, berusaha memilih makanan dan minuman yang halal dan lain-lain. Di antara permohonan terpenting yang dipanjatkan seorang hamba kepada Rabb-nya yaitu permohonan agar dosa-dosanya diampuni atau pengaruh dari pengampunan dosa seperti diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.

Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda kepada seseorang yang berujar: “Saya tidak mengetahui do'amu dengan perlahan yang juga dilakukan Mu’âdz.”

Permohonan kami di seputar itu. [3]
Maksudnya doa kami itu berkisar pada permohonan agar dimasukkan surga dan diselamatkan dari neraka.
Abu Muslim al-Khaulâni rahimahullâh mengatakan:

“Tidaklah datang kesempatan berdoa kepadaku,
kecuali saya jadikan doa itu permohonan agar dilindungi dari api neraka.”

3. ISTIGHFÂR (MEMOHON AMPUNAN)
Permohonan ampun ini merupakan pelindung dari adzab, penjaga dari setan, penghalang dari dari kegelisahan, kefakiran dan penderitaan, pengaman dari masa paceklik dan dosa; meskipun dosa-dosa seseorang telah menggunung sampai menyentuh langit.

Dalam hadits Anas bin Malik radhiyallâhu'anhu, Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda bahwa Allâh Ta'âla berfirman :

“Wahai bani Adam,

sesungguhnya selama engkau masih berdoa dan berharap kepada-Ku,

maka Aku akan mengampunimu semua dosa yang ada padamu
dan Aku tidak akan peduli;
Wahai bani Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai langit,
kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku,
Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli;
Wahai bani Adam,
seandainya engkau datang kepada-Ku
dengan membawa kesalahan seukuran bumi
kemudian engkau datang menjumpai-Ku
dalam keadaan tidak berbuat syirik
atau menyekutukanKu dengan apapun juga,
maka sungguh Aku akan datang kepadamu
dengan membawa ampunan seukuran bumi juga.
(HR. at-Tirmidzi)
Membaca istighfâr adalah penutup terbaik bagi berbagai amalan, umur, serta penutup majelis.

4.BERPUASA DI SIANG HARI DAN SHALAT MALAM KARENA IMAN, MENGHARAPKAN BALASAN PAHALA DARI ALLAH TA'ALA, IKHLAS SERTA DALAM RANGKA TAAT KEPADA ALLAH TA'ALA
Dia berpuasa bukan dengan niat mengikuti orang banyak, juga tidak untuk mendapatkan sanjungan orang, tidak untuk melestarikan adat atau supaya sehat; juga tidak berniat pamer serta tidak untuk mensukseskan urusan duaniawi. Dia juga tidak berniat untuk mendoakan keburukan yang tidak pantas buat seorang Muslim. Dia melaksanakan ibadah puasa terdorong oleh niat beriman kepada Allâh Ta'âla, merealisasikan ketaatan kepada-Nya dan mengharapkan pahala dari Allâh Ta'âla.

Dalam sebuah hadits dinyatakan :


Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala,
maka diampuni semua dosanya yang telah lewat. (al-Bukhâri dan Muslim)
 hayya nastagfir.... ... 
make our day better then before..
wallohu a`lam bissowab...

Minggu, 12 Juni 2016

The Power Of TADARUS AL-QUR'AN


Pada bulan Ramadhan, umat Islam di berbagai dunia menggiatkan diri membaca Al-Qur’an atau tadarus Al-Qur’an,  termasuk juga di Indonesia. 

Selain membaca al-Qur'an secara sendiri-sendiri, diantara mereka juga ada yang melakukan secara bersama-sama. Seperti, misalnya ada yang membaca, sebagian mendengarkan serta memperhatikan bacaan tersebut, secara bergantian.


 alhamdulilah sudah mau 8 hari puasa kita lalui, di hari-hari nan suci ini sudah amalan apa saja yang kita lakukan, apakah sudah memenuhi target atau belum.
Sebenarnya amalan apa saja yang perlu kita lakukan untuk mengarungi keindahan puasa tahun ini. Selain berdzikir, sholat terawih, shodaqah dll yaitu Tadarus Al Qur'an.....
keutamaan membaca alquran di bulan ramadhan 
keutamaan membaca alquran di bulan ramadhan


Sejarah Alquran.
"Quran" menurut bahasa berarti "bacaan", berasal dari bahasa arab kata qara'a. Kata Al Qur'an itu berbentuk
masdar dengan arti isim maf'ul yaitu maqru' (dibaca). Sedangkan pemanggilan kata Qur'an itu sendiri berasal dari dalam Al Qur'an sendiri, yang memakai kata "Qur'an" dalam ayat nya. Seperti ayat 17, 18 surah (75) Al Qiyaamah yang Artinya: ''Sesungguhnya mengumpulkan Al Qur'an (didalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu
adalah tanggunggan kami. kerana itu jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikut bacaannya".
Kemudian dipakailah kata "Qur'an" itu untuk Al Quran yang dikenal sekarang ini.

Sedangkan menurut istilah definisi Al Qur'an ialah: "Kalam
Allah s.w.t. yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad dan yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah". Dengan definisi ini, kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad s.a.w. tidak dinamakan Al Qur'an seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s. atau Injil yang diturun kepada Nabi Isa a.s. Nabi Muhammad s.a.w. dalam hal menerima wahyu mengalami bermacam-macam cara dan keadaan. di antaranya:
1, Malaikat memasukkan wahyu itu ke dalam
hatinya. Dalam hal ini Nabi s.a.w. tidak melihat sesuatu apapun, hanya beliau merasa
bahwa itu sudah berada saja dalam kalbunya.
Mengenai hal ini Nabi mengatakan: "Ruhul qudus mewahyukan ke dalam kalbuku", (lihat surah (42) Asy Syuura ayat (51).
2. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga beliau mengetahui dan hafal benar akan kata-kata itu.
3. Wahyu datang kepadanya seperti gemerincingnya loceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh Nabi. Kadang-kadang pada keningnya berpancaran keringat,
meskipun turunnya wahyu itu di musim dingin yang sangat. Kadang-kadang unta beliau terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu itu turun ketika beliau sedang mengendarai unta. Diriwayatkan oleh Zaid bin Tsabit: "Aku adalah penulis wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah. Aku lihat Rasulullah ketika turunnya wahyu itu seakan-akan diserang oleh demam yang keras dan keringatnya bercucuran seperti permata. Kemudian setelah selesai turunnya wahyu, barulah beliau kembali seperti biasa".
4. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki seperti keadaan no. 2, tetapi benar-benar seperti rupanya yang asli. Hal ini tersebut dalam Al Qur'an surah (53) An Najm ayat 13 dan 14.
Artinya:
''Sesungguhnya Muhammad telah melihatnya pada kali yang lain (kedua). Ketika ia berada di Sidratulmuntaha.''

Keutamaan Membaca Al Quran

Firman Allah Ta'ala :
"lni adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan pelajaran." (Shad: 29)

Pada beberapa hadits Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam telah menyebutkan tentang keutamaan membaca Al- Qur`an, di antaranya :

1. Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili r.a :
Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa'at bagi orang-orang yang rajin membacanya." (HR. Muslim 804)

Nah, bila ingin mendapatkan syafa'at dihari kiamat nanti, dan berakhir di surga tanpa keraguan, baca terus alquran mu sejak dini.

2. Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili r.a :
Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Bacalah oleh kalian dua bunga, yaitu surat Al-Baqarah dan Surat Ali 'Imran. Karena keduanya akan datang pada hari Kiamat seakan-akan keduanya dua awan besar atau dua kelompok besar dari burung yang akan membela orang-orang yang senantiasa rajin membacanya. Bacalah oleh kalian surat Al-Baqarah, karena sesungguhnya mengambilnya adalah barakah, meninggalkannya adalah kerugian, dan sihir tidak akan mampu menghadapinya. (HR. Muslim 804)

3. Dari shahabat An-Nawwas bin Sam'an Al-Kilabi r.a berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: "Akan didatangkan Al-Qur`an pada Hari Kiamat kelak dan orang yang rajin membacanya dan senantiasa rajin beramal dengannya, yang paling depan adalah surat Al-Baqarah dan surat Ali 'Imran, keduanya akan membela orang-orang yang rajin membacanya." (HR. Muslim 805)

Pada kedua hadits ini Rasulullah saw, memberitakan bahwa surat Al- Baqarah dan Ali 'Imran akan membela orang-orang yang rajin membacanya. Begitu dahsyatnya hari kiamat hingga tidak ada satu makhluq pun yang sanggup menghalangi apalagi menghindarinya, maka dari itu yang kita butuhkan hanya perlindungan alloh, sedangkan perlindungan itu tidak akan hadir seketika bila tidak kita menabung dulu untuk esok hari, sebab pintu taubat sudah di tutup. segera baca alquran mu

Ramadhan Bulan penuh Hikmah

Orang yang beramal di bulan ramadhan pahala nya berlipat-lipat dari hari biasanya. Apalagi kalau ibadah kita seperti membaca alqur'an. Karena bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al- Qur`an, hal ini termasuk dalam firman Allah yang artinya:
"bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)." (Al- Baqarah : 185)

Sedangkan untuk memuliakan karunia dari alloh tersebut kita harus memperbanyak amal ibadah pada bulan Ramadhan dengan banyak membaca (tilawah) Al- Qur`anul Karim.

Dan dalam hadits shahih dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bertemu dengan Jibril pada bulan Ramadhan setiap malam untuk membacakan kepadanya Al-Qur'anul Karim.
Maka dari itu kita harus tafa'ulan/meniru kanjeng Nabi dengan mempelajari Al-Qur'an pada bulan Ramadhan dan berkumpul untuk membaca nya, juga membacakan Al-Qur'an kepada orang lain agar mau mempelajari dan membacanya juga, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah
seraya membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali turunlah ketenangan atas mereka, serta mereka diliputi rahmat, dikerumuni para malaikat dan disebut-sebut oleh Allah kepada para malaikat di hadapan-Nya." (HR. Muslim)

Segera saja, ambil alquran mu langsung baca, dan rasakan ketenangan yang di hadirkan kepadamu. Sekian Manfaat Membaca alqur'an di bulan puasa semoga bermanfaat.

Wallahu a'lam bissowab......
selamat menjalankan ibadah puasa ;)

LIRIK LAGU HARI SANTRI 2020

  Saat ini kita telah merdeka Mari teruskan perjuangan ulama Berperan aktif dengan dasar pancasila Nusantara tanggung jawab kita Reff: ...