KUNJUNGAN SINGKAT KE WAKIL RAKYAT
Oleh : Fitri Masturoh
DPR dan MPR merupakan tempat menyerap aspirasi rakyat. Untuk menegenal
dua lembaga tersebut. Wisata edukasi ke Gedung Kura-kura merupakan solusi.
Sebuah gedung yang memiliki kubah berbentuk tempurung kura-kura tapi
terbelah dua berwarna hijau telah menjadi sorotan utama para wisatawan yaitu
Santri Akhir KMI 2017 Pondok Pesantren Darussalam Tasikmalaya selepas melewati
gerbang belakang gedung MPR-DPR RI. Atap yang sudah mencapai 49 tahun ini masih
terlihat kokoh dan indah akan keunikannya. Matahari yang terus bergeser ke arah barat
teduhkan suasana langkah kami menuju tempat yang bersejarah ini.
Mengambil salah satu poin dari buku “Gedung MPR-DPR RI Sejarah dan
perkmbangannya” yang ditulis oleh Budhi A Sukada, Yulius Pour, Hilmi Syatria
yaitu Gedung MPR-DPR RI dirancang oleh seorang arsitek terkemuka di Indonesia
bernama Soejoedi Wirjoatmodjo, yang ketika itu memenangkan sayembara desain
rancangan gedung MPR-DPR yang diadakan pada tahun 1965.
Sebut saja Gedung Nusantara. Dibangun pada tanggal 8 Maret 1965.
Ketika itu presiden Soekarno bermaksud menyelenggarakan CONEFO, yaitu
konferensi yang betujuan untuk menandingi organisasi PBB yang dianggap sebagai simbol
dari kekuatan faham kapitalis. Ketika pemerintahan Presiden pertama ini jatuh
dan kekuasaan berpindah tangan pada Presiden Soeharto, proses pembangunan tetap
dilanjutkan. Hanya saja fungsinya dirubah menjadi Gedung MPR dan DPR hingga
saat ini. Gedung DPR memiliki ukuran yang cukup besar dan tinggi namun bagian
atasnya tetap landai tidak menjulang ke atas. Ini merupakan simbol dari sifat
yang feminim atau keibuan. Dari sisi politik, di tempat inilah dikemas aneka
Undang-Undang yang merupakan hasil kerjasama antar pihak eksekutif.
Melewati satu dari jalan yang
bercabang-cabang hanya dilalui oleh tiga kendaraan beroda empat. Bersih,
sepi , serasa hanya ada kita dan jajaran pamdal yang ada ketika itu.
Gedung-gedung yang berjejeran dengan taman menyejukkan pandangan. Terlebih ada
satu taman indah yang mampu mengarahkan pandangan yang memusat ke gedung
monumental. Di tengahnya terdapat elemen estetika menonjol berupa patung
kontemporer karya But Mochtardi tepi kolam plaza disertai dengan air mancur yang saling
berhadapan melengkapi indahnya koridor taman . Barisan tiang-tiang putih tinggi
dengan jarak tidak terlalu berjauhan megundang langkah ini untuk terlebih
dahulu mengambil foto di area sana. Dalam suatu situs menjelaskan, patung karya
But Mochtar di Plaza Gedung MPR/DPR
merupakan perlambang penjelmaan manusia Indonesia yang hakiki, kehendak
maupun harapannya yang disampaikan lewat lembaga perwakilan rakyat. Patung ini
memperlihatkan ritmik garis dengan media kontruksi besi berlapis prunggu.
Langkah rombongan Darussalam Tasikmalaya menuju tujuan utama yaitu
Gedung Paripurna I yang di pimpin oleh Bapak Teddy salah satu bagian dari
kepengurusan DPR RI sekaligus sebagai guide selama kunjungan ke Gedung MPR-DPR
RI ini. Selepas memasuki ruangan yang begitu megah , lampu hias yang menjulang
nan indah hiasi atap yang mengkilap membuat mata terbelalak seketika mengisi
daftar hadir yang telah disediakan bagian penerimaan tamu yang telah stand
by sebelum menuju ke ruang Operation Room, Gedung Nusantara dan menerima
penjelasan mengenai mekanisme kerja Dewan Perwakilan Rakyat. Terlihat keindahan area gedung dari lantai
tiga, dengan bangunan-bangunan, taman serta koridor-koridor yang tertata rapi
yang semoga kinerjanya pun rapi sesuai yang diharapkan. Memasuki ruangan yang
pernah dikunjungi Raja Salman tempo hari, sesaat bola mata ini ingin terus
menatap satu persatu ornamen hiasan keindahan gedung yang dipenuhi kursi merah
empuk yang biasa diduduki wakil rakyat. Terpampang lambang negara Indonesia
yang terlihat gagah nan kokoh menjadi center pandangan sebagai background dari
jejeran kursi pimpinan kegiatan pertemuan dan kursi presiden yang viral terdapat
di serambi kiri patung burung garuda, dan tidak boleh satu orang pun yang
mendudukinya. Terlihat beberapa kursi putih mengelilingi bagian atas gedung
MPR. Tempat khusus untuk orang-orang terpilih, seperti guru-guru terbaik,
mahasiswa terbaik dll. Serta pandangan melihat bagian atas terdapat koridor
jendela tak berkaca yang dikhususkan untuk para wartawan.
Ketua rombongan Bapak. Toni Regal, ME.Sy selaku kepala sekolah SMA
Terpadu Darussalam terlebih dahulu menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan
kami ke gedung DPR-MPR RI ini. Sambutan hangat dari sub Humas beserta
jajarannya. Meski kedatangan rombongan Darussalam Tasikmalaya bisa dibilang
telat, suatu kesyukuran pihak DPR-MPR RI berkenan menyambut dan menyampaikan
mekanisme kerja Dewan Perwakilan Rakyat secara singkat namun detail yang
disampaikan oleh Kak Nadira.
Dimulai dari sejarah, anggota-anggota DPR bahkan beberapa asumsi dan tips dalam dalam menghadapi suatu oknum-oknum yang perlu diketahui oleh calon mahasiswa ini. Meski beberapa menit pertemuan ini begitu penuh arti. Di sela-sela pembicaraan saya membuat stori dan mengambil beberapa gambar sebagai galeri sejarah yang suatu saat menjadi bahan cerita untuk anak cucu kelak.
Usai prakata dari salah satu bagian humas DPR-MPR RI kami melakukan foto bersama, dan saling serah terima cinderamata.
Tiada terasa, angin senja mulai terasa, terlebih dahulu kita
melakukan makan siang kemudian dilanjutkan dengan moment-moment yang dari sejak
melangkah di area gedung ini ingin melakukannya yaitu berfoto di beberapa view
yang sangat indah. Diantaranya sekitar taman dan patung parlemen, dan di
beberapa anak tangga yang panjang dan lumayan tinggi. Sebelum beranjak dari
tempat ini karena waktu menunjukkan waktu sholat Ashar, terlebih dahulu kami
melakukan sholat di mesjid yang ada di area gedung DPR-MPR RI ini yaitu di
Mesjid Baiturrahman yang sangat indah dengan warna hijaunya dan arsitektur yang
tak kalah uniknya.
Dari kegiatan edukasi wisata ini terdapat secercah harapan kami
sebagai para pembimbing berharap beberapa calon mahasiswa yaitu Santri Akhir
KMI 2017 Pondok Pesantren Darussalam Tasikmalaya beberapa dari mereka
bisa menempati kursi-kursi yang baru saja mereka duduki. Dan yang terpenting
tidak mudah mempercayai begitu saja akan oknum-oknum yang terhampar di berbagai
media. Demikianlah kunjungan singkat kami di gedung wakil rakyat.